Jumat, 28 November 2014

BAB 4 MODEL KOMUNIKASI

Model adalah suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses (Book, 1980)

Secara garis besar dapat dibedakan atas dua macam yakni model operasional dan model fungsional. Model operasional menggambarkan proses dengan cara melakukan pengukuran dan proyeksi kemungkinan-kemungkinan operasional baik terhadap luaran maupun faktor lainnya. Sementara itu model fungsional berusaha menspesifikasikan hubungan-hubungan tertentu diantara berbagai unsur dari suatu proses serta menggeneralisasinya menjadi hubungan-hubungan baru. Model fungsional banyak digunakan dalam pengkajian ilmu pengetahuan , utamanya ilmu pengetahuan yang menyangkut tingkah laku manusia.

Dalam buku ini akan diperkenalkan tiga model komunikasi yang perlu diketahui dalam memahami komunikasi antar manusia yakni model analisis dasar komunikasi, model prose komunikasi dan model komunikasi partisipasi.

MODEL ANALISIS DASAR KOMUNIKASI

Model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak Aristoteles, kemudian Lasswell hingga Shannon dan Weaver. Model komunikasi yang dibuat Aristoteles belum menempatkan unsur media dalam proses komunikasi.

Untuk mengukur kecermatan sinyal yang bisa si transmit secara maksimum, Shanon dan Weaver memperkenalkan konsep redudancy dan entropy yang diukurnya secara kuantitatif.

Redudancy adalah pengulangan kata untuk membumbui pembicaraan lewat radio akan menyebabkan rendahnya entropy. artinya ketepatan signal yang dikirm melalui kawat akan berkurang.

MODEL PROSES KOMUNIKASI 

Salah satu model yang digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi adalah model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm (1954). Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis, dimana pesan di transmit melakukan proses encoding dan decoding. Encoding adalah translasi yang dilakukan oleh sumber atau pesan. dan decoding adalah translasi yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari sumber. Hubungan antara encoding dan decoding adalah hubungan anatara sumber dan penerima secara simultan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Pada tahap awal, sumber berfungsi sebagai encoder dan penerima sebagai decoder. Tetapi pada tahap berikutnya penerima berfungsi sebagai pengirim (encoder) dan sumber sebagai penerima (decoder) , dengan kata lain sumber pertama akan menjadi penerima kedua dan penerima pertama akan berfunsgi sebagai sumber kedua dan seterusnya.

MODEL KOMUNIKASI PARTISIPASI

D. Lawrence Kincaid dan Everett M. Rogers mengembangkan sebuah model komunikasi berdasarkan prinsip oemusatan yang dikembangkan dari teori informasi dan teori sibernetik. Model ini muncul setelah melihat berbagai kelemahan model komunikasi satu arah yang telah mendominasi berbagai riset teknologi sebelumnya.

Komunikasi sebagai suatu proses yang memusat menuju ke arah pengertian bersama, menurut Kincaid dapat dicapai meski kebersamaan pengertian pada suatu objek yang tidak pernah sempurna.

Dalam proses komunikasi yang memusat, setiap pelaku berusaha menafsirkan dan memahami informasi yang diterimanya dengan sebaik-baiknya.

Komunikasi selain dapat dilihat dari berbagai dimensi, maka komunikasi dapat dilihat dari berbagai perspektif perilaku, perspektif transmisi, perspektif interaksi dan perspektif transaksional .

  1. Perspektif transmisi memandang komunikasi sebagai suatu pengalihan informasi dari sumber kepada penerima. Model yang digunakan disini sifatnya linear dan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
  2. Perspektif interaksi menekankan bahwa komunikator atau sumber memberi respons secara timbal balik pada komunikasi lainnya.
  3. Persspektif transaksional memberi tekanan pada proses dan fungsi untuk berbagi dalam hal pengetahuan san pengalaman.
  4. Keempat perspektif ini menempatkan komunikasi secara tegas sebagi ilmu yang memperlajari perilaku manusia dalam berkomunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar